Sunday, March 24, 2013

Cara Budidaya Jamur Tiram

jamur tiram
Jamur tiram(Pleurotus ostreatus) adalah jamur pangan dari kelompok Basidiomycota dan termasuk kelas Homobasidiomycetes dengan ciri-ciri umum tubuh buah berwarna putih hingga krem dan tudungnya berbentuk setengah lingkaran mirip cangkang tiram dengan bagian tengah agak cekung. Jamur tiram masih satu kerabat dengan Pleurotus eryngii dan sering dikenal dengan sebutan King Oyster Mushroom.

Tubuh buah jamur tiram memiliki tangkai yang tumbuh menyamping (bahasa Latin: pleurotus) dan bentuknya seperti tiram (ostreatus) sehingga jamur tiram mempunyai nama binomial Pleurotus ostreatus. Bagian tudung dari jamur tersebut berubah warna dari hitam, abu-abu, coklat, hingga putih, dengan permukaan yang hampir licin, diameter 5-20 cm yang bertepi tudung mulus sedikit berlekuk. Selain itu, jamur tiram juga memiliki spora berbentuk batang berukuran 8-11×3-4µm serta miselia berwarna putih yang bisa tumbuh dengan cepat.

Pada prinsipnya, budidaya jamur tiram adalah mengusahakan kondisi sehingga jamur tiram tersebut dapat tumbuh dengan baik. Untuk itu perlu dilakukan adaptasi substrat dan lingkungan tempat tumbuh sesuai dengan habitat tumbuhnya dialam. Faktor yang berpengaruh tersebut adalah faktor media tumbuh dan faktor lingkungan.

A. MEDIA TUMBUH
Media bagi pertumbuhan jamur tiram sebaiknya dibuat menyerupai kondisi tempat tumbuh jamur tiram di alam
1. Nutrisi
Nutrisi bahan baku atau bahan yang ditambahkan harus sesuai dengan kebutuhan hidup jamur tiram.
Contoh : batang kayu yang sudah kering, jerami, serbuk kayu, campuran antara serbuk kayu dan jerami, atau bahkan alang-alang.

2. Kadar air
Kadar air media diatur hingga 50-65 % dengan menambahkan air bersih.Bila kurang air maka penyerapan makanan tidak optimal, sehingga jamur menjadi kurus. Bila air terlalu banyak akan mengakibatkan busuk akar.

3. Tingkat keasaman
Bila pH terlalu rendah atau terlalu tinggi maka pertumbuhan jamur tiram akan terhambat. Bahkan mungkin tumbuh jamur lain yang akan mengganggu pertumbuhan jamur tiram itu sendiri. Keasaman atau pH media perlu diatur antara pH 6-7 dengan menggunakan kapur.

B. LINGKUNGAN - Budidaya Jamur Tiram
Faktor lingkungan yang berpengaruh antara lain :
1. Suhu Suhu inkubasi jamur tiram antara 22-280C. Suhu pembentukan tubuh buah antara 16-220C. Suhu terlalu tinggi bakal jamur akan kering da mati.

2. Kelembaban Kelembaban saat inkubasi antara 60-80%.
Saat pembentukan tubuh buah 80-90%. Kelembaban terlalu rendah maka primordia (bakal jamur) akan kering dan mati. Pengaturan suhu dan kelembaban tersebut di dalam ruangan dapat dilakukan dengan menyemprotkan air bersih ke dalam ruangan.

3. Cahaya Intensitas cahaya yang diperlukan pada saat pertumbuhan sekitar 10% (cukup untuk membaca koran).

4. Sirkulasi udara Sirkulasi udara harus cukup, tidak terlalu besar tetapi tidak pula terlalu kecil.

C.PERSIAPAN SARANA PRODUKSI
1.BANGUNAN
a.Ruang persiapan
Ruang persiapan adalah ruangan yang berfungsi untuk melakukan kegiatan pengayaan, pencampuran, pewadahan, dan sterelisasi

b. Ruang inokulasi
Adalah ruangan yang berfungsi untuk menanam bibit pada media tanam, ruang ini harus mudah dibersihkan, tidak banyak ventilasi untuk menghindari kontaminasi (adanya mikroba lain).

c. Ruang inkubasi
Ruang ini berfungsi untuk menumbuhkan miselium jamur pada media tanam yang sudah di inokulasi (Spawning). Kondisi ruangan diatur pada suhu 22-280C dengan kelembaban 60-80%. Ruangan ini dilengkapi dengan rak-rak bambu untuk menempatkan media tanam dalam kantong plastik (baglog) yang sudah diinokulasi

d. Ruang penanaman
Digunakan untuk menumbuhkan tubuh buah jamur. Ruangan ini dilengkapi juga dengan rak-rak penanaman dan alat penyemprot/pengabutan. Pengabutan berfungsi untuk menyiram dan mengatur suhu udara pada kondisi optimal
16=220C dengan kelembaban 80-90%

2. PERALATAN
Peralatan yang digunakan pada budidaya jamur diantaranya, mixer, cangkul, sekop, filler, botol, boiler, gerobak dorong, sendok bibit, centong.

3. BAHAN-BAHAN
Bahan-bahan yang digunakan dalam budidaya jamur tiram adalah serbuk kayu, bekatul (dedak), kapur (CaCO3), gips (CaSO4), tepung jagung (biji-bijian), glukosa, kantong plastik, karet, kapas, cincin plastik.

F. TAHAPAN BUDIDAYA JAMUR TIRAM

1. Persiapan bahan
Bahan yang harus dipersiapkan diantaranya serbuk gergaji, bekatul, kapur, gips, tepung jagung dan glukosa

2. Pengayaan
Serbuk kayu yang diperoleh dari penggergajian mempunyai tingkat keseragaman yang kurang baik, hal ini berakibat tingkat pertumbuhan miselia kurang merata dan kurang baik. Mengatasi hal tersebut maka serbuk gergaji perlu diayak. Ukuran ayakan sama dengan ayakan pasir (ram ayam), pengayaan harus mempergunakan masker karena dalam serbuk gergaji banyak tercampur debu dan pasir.

3. Pencampuran
Bahan-bahan yang telah ditimbang sesuai dengan kebutuhan dicampur dengan serbuk gergaji selanjutnya disiram dengan air sekitar 50-60% atau bila kita kepal serbuk tersebut menggumpal tapi tidak keluar air. Hal ini menandakan kadar air sudah cukup.

4. Pengomposan
Adalah proses pelapukan bahan yang dilakukan dengan cara membunbun serbuk gergaji kemudian menutupinya dengan plastik

5. Pembungkusan (pembuatan baglog)
Pembungkusan menggunakan plastik polipropilen (PP) dengan ukuran yang dibutuhkan, cara membungkus yaitu dengan memasukkan media ke dalam plastik kemudian dipukul/ditumbuk sampai padat dengan botol atau menggunakan filler (alat pemadat) kemudian disimpan

6. Sterisasi
Dilakukan dengan mempergunakan alat sterilizer yang bertujuan menginaktifkan mikroba, bakteri, kapang, maupun khamir yang dapat mengganggu pertumbuhan jamur yang ditanam. Sterilisasi dilakukan pada suhu 90-1000C selama 12 jam.

7. Inokulasi (pemberian bibit)
Adalah kegiatan memasukkan bibit jamur ke dalam media jamur yang telah disterilisasi. Baglog ditiriskan selama 1 malam setelah sterilisasi, kemudian kita ambil dan ditanami bibit diatasnya dengan mempergunakan sendok makan / sendok bibit sekitar + 3 sendok makan kemudian diikat dengan karet dan ditutup dengan kapas.

Bibit yang baik yaitu : bibit berasal dari strain atau varietas unggul
umur bibit optimal 45-60 hari
warna bibit merata
bibit tidak terkontaminasi
belum ditumbuhi jamur

8. Inkubasi (masa pertumbuhan miselium)
Dilakukan dengan cara menyimpan di ruangan inkubasi dengan kondisi tertentu. Inkubasi dilakukan hingga seluruh media berwarna putih merata, biasanya media akan tampak putih merata antara 40-60 hari.

9.Panen
a. Penentuan saat panen
Panen dilakukan setelah pertumbuhan jamur mencapai tingkat yang optimal, pemanenan ini biasanya dilakukan 5 hari setelah tumbuh calon jamur. Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi hari untuk mempertahankan kesegarannya dan mempermudak pemasaran.

b. Teknik pemanenan
Pemanenan perlu dilakukan dengan mencabut keseluruhan rumpun hingga akar-akarnya untuk menghindari adanya akar atau batang jamur yang tertinggal. Adanya bagian jamur yang tertinggal tersebut dapat membusuk sehingga dapat mengakibatkan kerusakan media, bahkan dapat merusak pertumbuhan jamur yang lain.

c. Penanganan pasca panen
Jamur yang sudah dipanen tidak perlu dipotong hingga menjadi bagian perbagian tudung, tetapi hanya perlu dibersihkan kotoran yang menempel di bagian akarnya saja. Dengan cara tersebut, disamping kebersihannya lebih terjaga, daya tahan simpan jamur pun akan lebih lama.

Thursday, March 14, 2013

ayuri accessories



Kami mengerjakan berbagai tipe handy craft dengan bahan dasar flannel berupa Bross, Gantungan kunci/HP maupun accessories lainya.

- Warna, model dan ukuran dapat dipesan sesuai dengan keinginan.
- Dapat memesan huruf (Aa-Zz) dan angka (0-9).
- Dapat memesan karakter kartun dan logo club/band favorit anda (selain dari katalog kami).
- Menerima pesanan dalam jumlah banyak (souvenir pernikahan dll).
- Lama pengerjaan maksimal satu minggu dari tanggal pemesanan.

1. Bross
bross
koleksi lainya dapat anda lihat disini

2. Gantungan Kunci /HP
gantungan hp
   koleksi lainya dapat anda lihat disini

3. Hiasan
hiasan kamar
 koleksi lainya dapat anda lihat disini

4. Lain-lain
bunga
koleksi lainya dapat anda lihat disini

Design by Free WordPress Themes | Redesign by Metro Ayuri